Senin, 29 Desember 2014

Contoh perusahaan yang menerapkan GCG beserta ulasannya



Bagi PT Adira Dinamika Multifinance Tbk, penerapan Good Corporate Governance (GCG) adlah perjalanan tanpa akhir. Karena itu, standarnya harus terus-menerus ditingkatkan untuk menyerasikan benturan kepentingan di antara para pemangku kepentingan. Bagaimana implementasi GCG di Adira, I Dewa Made Susila, Direktur dan Chief Finance Officer PT Adira Dinamika Multifinance Tbk, menuturkanya kepada Gustyanita Pratiwi dari SWA:

Sebenarnya sejak kapan GCG di perusahaan ini benar-benar dijalankan. Apakah sejak IPO, atau memang dari awal sudah dijalankan?
Sebenarnya waktu bisnis berjalan pun, GCG pasti ada. Kalau tidak kan bisa chaos. Mengelola perusahaan itu kan governance, hanya memang kebutuhannya makin penting seiring dengan perkembangan usaha, baik dalam konteks ukuran usahanya, jumlah karyawan, level of business, termasuk konteks IPO. Makin banyak saja hal-hal yang membuat kami harus menerapkan GCG. Jadi, menurut saya sih GCG itu governance, the way we run the business.Jadi, kami sudah menerapkan dari awal, tapi kepentingannya makin signifikan. Standarnya makin ditingkatkan karena bagaimanapun Adira sudah menjadi satu lembaga keuangan terbuka yang pemangku kepentingannya luas sekali.

Seberapa penting urgensi GCG itu Pak?
Sangat penting. Kenapa? Satu, dari sudut bisnis. Kami mempunyai pemangku kepentingan yang besar, misalnya jumlah nasabahnya 3,8 juta. Kami menyalurkan kredit Rp 43 triliun posisi terakhir. Lalu kami cari dana masyarakat itu dalam konteks pinjaman saja di luar joint financing sampai Rp 20 triliun. Berarti kan kreditor merupakan pemangku kepentingan. Kami mempunyai karyawan 29.000, dan kami listed company (menerbitkan obligasi). Jadi kepentingan itu, orang akan makin kredibel (dipercaya), kalau kami makin menerapkan manajemen yang makin baik, dikelola dengan governance (tata kelola) yang baik. Jadi itu bagian dari bisnis. Nah, kalau kami kelola dengan baik, berarti kredibilitas meningkat. Perusahaan seperti Adira itu kan sebenarnya lembaga intermediari, cari funding (pendanaan) dan lending (penyaluran). Di funding-nya kami terbantu, karena kami mempunyai kredit rating yang bagus, reputasi yang bagus, sehingga diharapkan biaya dana (cost of fund) rendah, sehingga kompetitif. Dan juga kreditor yang menaruh uangnya merasa aman kan, termasuk juga pemegang saham, yang juga mempertaruhkan dananya di kami. Dari sudut konsumen juga, kalau tata kelola baik, berarti proses kan juga baik, sehingga dapat pelayanan yang lebih baik. Dan itu juga buntutnya lagi, muter lagi. Kami menjadi perusahaan pilihan masyarakat. Perusahaan pilihan karyawan. Jadi GCG itu harus diterapkan kalau mau membuat perusahaan ini terus berkembang dan berkesinambungan.

Siapa penggeraknya Pak, mungkin karena sekarang sudah profesional, semua harus bertanggung jawab. Kalau dulu-dulu itu siapa?
Founder-nya kami itu kan profesional di awal. CEO-nya Astra, Pak Stanley juga itu mantan profesional di Citibank. Itu kan diterapkan sesuai dengan kondisi waktu itu. Terus berkembang, 2004 IPO sehingga menjadi perusahaan publik dan sebagian besar sahamnya, 75% juga dibeli oleh Bank Danamon, menjadi bagian dari bank yang tata kelolanya juga sangat ketat. Dan sejak itulah, perusahaan ini terus berkembang, yang memungkinkan kami ya menjadi seperti sekarang ini.

Penerapan GCG ini sekarang seperti apa Pak, kalau misalnya kita melihat dalam konteks manajemen risiko? Seperti apa?
Sebenarnya kami kan bisnis yang mengambil risiko. We are in the business of risk. Kami kasih loan, bukan kami minta duit, tapi kami kasih, ibaratnya, waktu kami kasih loan itu kan embaded, di dalamnya adalah ambil risiko. Karena kalau saya kasih loan ke nasabah, kan selalu ada risiko tidak tertagih. Nah, kami harus mengelola itu. Misalnya kami end to end dari sudut mulai dari waktu mencari nasabah, kami sebut customer ackuisition, kemudian kami kelola waktu dia jadi nasabah kami, sehingga hubungannya baik, dan juga ketika ada masalah, kami harus selesaikan, baik dari cara penarikan, settlement, restructure. Jadi prosesnya dari waktu mencari nasabah, akuisisi, waktu maintanence, waktu collection kalau ada masalah.
Di luar itu, kami juga mengelola risiko reputasi, karena kami berhubungan dengan banyak sekali orang. Kami juga mengelola risiko hukum, karena apapun tindakan kami ada landasannya dengan hukum. Kami juga mengelola risiko likuiditas. Karena kami funding dari satu tempat ke tempat lain. Di luar risiko kredit yang tadi mungkin tidak tertagih. Juga ada risiko ekonomi. Kalau ekonomi sedang susah waktu DP, ya penjualan turun. Kami kelola bagaimana agar perusahaan bisa melewati masa-masa sulit. Dengan kata lain, pengelolaan risiko itu bagian dari tata kelola yang baik.

Selama GCG dijalankan, temuan-temuan apa saja, atau masalah apa saja, atau penyakitnya yang paling banyak ditemui, kalau konteksnya manajemen risiko?
Paling besar risiko utama kami kan credit risk, karena kami menyalurkan kredit. Itu menjadi bagian yang sangat menentukan kesinambungan perusahaan, karena marjinnya berapa sih bisnis ini? Misalnya kami untung 4% dari menyalurkan, kalau rugi kan 100%, tidak tertagih. Padahal kalau untung hanya 4%. Berarti kan tidak simetris, sehingga kami harus benar-benar hati-hati untuk mengelola hal tersebut. Ya kendalanya banyak. Bagaimanapun market-nya tetap difersivikasi. Bagaimanapun ekonomi Indonesia tergolong masih berkembang yang volatilitasnya masih tinggi. Misalnya ukur saja pergerakan kurs, inflasi yang juga naik turun-naik turun. Makanya istilahnya kan emerging market, bukan developing market. Kalau developing market kan lebih steady, lebih teratur. Walaupun volatile ya ada opportunity juga.

Bagaimana mengatasi masalah seperti penyakit-penyakit credit risk itu apa Pak?
Banyak yang kami lakukan. Pada prinsipnya itu full siklus, dari waktu memilih, kami harus pilih yang peluang default-nya rendah, waktu mengelola, kami harus berhubungan baik, karena bagaimanapun, nasabah itu kan punya banyak sekali kewajiban. Bukan hanya nyicil motor/mobil, ada nyicil sekolah anak, kesehatan, makanan, kan kami harus mengelola. Dan pada saat terjadi masalah, bisa karena nasabahnya tidak punya penghasilan lagi, atau masalah temporer, bencana alam, nah itu kan harus di-resurvey. Jadi, itu adalah proses yang paling berjalan di kami itu, karena kami tidak corporate. Pinjaman kami kan rata-rata 10 juta untuk motor. Jadi proses itu kan kami jalani terus.

GCG itu kan berkaitan dengan akuntabilitas, transparansi, responsibilitas, itu pelaksanaannya sejauh ini seperti apa?
Misalnya transparansi, kami listed company, kami pasti publish report secara regular. Kami punya RAR untuk menjelaskan kalau ada yang ingin tahu kinerja kami. Ini juga ada transparansi, kalau ada yang tanya kami jelaskan. Kami juga sering road show. Kami juga sering public expose, kami mempublikasi laporan keuangan secara on time. Jadi, semua pihak yang mau tahu dan berkentingan tahu kinerja kami, itu ada akses. Jadi secara regular, kami up date mereka, sehingga mereka punya informasi yang memadai untuk membuat keputusan. Kami buat news letter, press release, kami kirim ke orang-orang yang berkepentingan, analis, wartawan. Artinya, mereka berhak tahu perkembangan Adira.

Tadi Bapak bilang bahwa begitu banyak kepentingan yang terlibat dalam organisasi ini. Itu menggerakkan komponen, khususnya SDM dan seluruh pemangku kepentingan ini, bagaimana cara menggerakkannya hingga GCG benar-benar dijalankan?
Itu kan balik lagi ke prinsip akuntabilitas, di mana semua orang harus berkontribusi/ bertanggungjawab atas peran dan tanggungjawabnya. Dengan kata lain, ya saya, orang Adira, misalkan berhubungan dengan funding dan managing aspect, itu yang saya harus akuntabel, harus bertanggung jawab. Teman saya sebelah, marketing mobil, yang dia fokuskan adalah bagaimana penjualan mobil itu jalan. Yang utama, tapi ada nanti kami bareng-bareng mengelola perusahaan. Jadi semua BOD, BOC, staf senior, sangat jelas apa yang menjadi tanggung jawab dia, sehingga bisa diminta pertanggungjawabannya. Ambil contoh, orang sales, kalau kami sepakat tahun ini misalnya Rp 30 triliun, kami booking, nah, nanti kalau ada periode penuh, kami review sesuai tidak dengan yang dijanjikan. Kalau tidak, apa sebabnya? Apa yang dibutuhkan? Itu kan salah satu prinsip akuntabilitas, di mana semua pihak harus melakukan apa yang harus dia lakukan.

Sebagai top executive, apa sih Pak tantangannya GCG ini?
Pada dasarnya semua menyangkut menyeimbangkan kepentingan. Karena kami punya pemangku kepentingan banyak. Saya ambil contoh, pemegang saham tentu ingin profit sebesar-besarnya. Karyawan tentu ingin kesejahteraan sebesar-besarnya. Kreditor yang kasih funding, tentu ingin biaya dana sebesar-besarnya. Kalau kami ikutin semua, bisa tidak nyambung tuh. Bagaimana kami bisa kasih profit besar kalau biayanya besar? Nasabah yang pinjam, dia maunya murah, tambah enggak nyambung lagi kan? Pemerintah, mau untung mau rugi harus setor pajak. Jadi pada dasarnya banyak sekali benturan kepentingan antara pemangku kepentingan itu. Tugas kami itu menyelaraskan, karena pada dasarnya semua kepentingan itu harus dipenuhi. Tidak 100%, tapi harus dipenuhi. Kami harus menggaji karyawan yang layak, kalau tidak siapa yang mau kerja di sini. Kami harus kasih imbal hasil kepada kreditor yang layak, kalau tidak, dia tidak mau kasih funding. Kami juga harus kasihreturn yang cukup kepada shareholder. Kalau tidak, ngapain dia pegang saham kami. Kami harus memberi lending rate yang wajar kepada nasabah, kalau tidak dia berpaling kan? Semua itu kan sebenarnya bebenturan. Nah, tugas kami meramu, sehingga semuanya happy. Itulah tantangannya. Sama ya seperti kehidupan pribadi, kita makan dan kita tidur. Kan tidak bisa makan 24 jam. Tidur 24 jam. Nah itu diseimbangkan, misalnya minimum tidur 6 jam, minimum makan 3 kali sehari, nah buntut-buntutnya tidur dapat, makan dapat, bekerja dapat, kira-kira logika sederhananya begitu.

Kalau misalnya di-track, dampak GCG terhadap kinerja perusahaan secara numbers dan yang intangible itu apa saja?
Tentu kinerja perusahaan itu mencerminkan bagaimana perusahaan itu dikelola, di luar faktor eksternal tentunya. Tidak mungkin kinerjanya bagus kalau dikelola awut-awutan kan? Jadi kalau hasilnya bagus, prosesnya bagus. Proses itu adalah tata kelola sebenarnya. Istilahnya kami itu adalah managing the process, bukan the result. Kalau kami benar mengelola prosesnya, mestinya hasilnya benar. Sama, kalau kita merawat diri kita secara bagus, olahraga cukup, mestinya sehat, kecuali nasib lain. Jadi, tata kelola juga begitu. Tata kelola itu you do healthy lifestyle in the espectation, nanti healthy. Tapi mungkin saja ada gangguan, tidak selalu begitu. Tapi at least, we control the process. Di perusahaan juga mirip begitu. Benturan itu kami kelola, semuanya happy, akan menghasilkan.
Mengukur performance ini tergantung di mata siapa. Mata pemegang saham, kreditor, nasabah, karyawan, dan juga ada stakeholder yang besar, misalnya masyarakat dan pemerintah. Mari kita ngomong satu-satu. Pemegang saham kami happy lah, buktinya mereka tidak melepas kami kan? Kami kontribusinya juga besar kepada Danamon dan minority shareholder. Kepada kreditor, salah satu ukurannya adalah credit rating. Kami adalah perusahaan multifinance yang punya rating tertinggi di Indonesia, sama dengan perusahaan induk di rating kami, AA + dengan outlook positif. Terus kami ngomong nasabah. Nasabah kami kan terus tumbuh. Berarti mereka masih mau bekerja sama dengan kami. Karyawan, kami memperkerjakan hampir 9.000 orang. Kalau kami tidak mampu memberi kesejahteraan yang cukup, ya tidak sebanyak itu yang mau bergabung dengan kami. Ya kami juga bayar pajak, taat hukum, melakukan sesuatu yang menurut kami berkontribusi kepada masyarakat. Kami malah berpikir bagaimana memberdayakan masyarakat bawah, karena nasabah kami kan kelas menengah ke bawah. Dengan tidak adanya sarana transportasi di luar kota besar, itu sebenarnya membuka akses kepada mereka untuk mencari kerja. Itu kontribusi real kami. Bahwa ada orang yang perspektifnya lain, kalau punya motor nanti makan subsidi. Itu kan lain lagi. Tapi di mata kami, bahwa memberdayakan orang yang dulunya tidak punya akses transportasi untuk bekerja, untuk sekolah, untuk bisnis, dikasih alat nih, pancingnya. Itu perspektif kami. Buktinya apa? Semakin lama, kami semakin banyak orang yang cari motor. Kalau memang tidak berguna, kenapa mereka beli motor?

Sejauh ini pelaksanaan GCG di Adira Finance apakah sudah sesuai dengan ekspektasi Anda?
Ini adalah standar yang terus bergerak. Kami kan tidak bisa ngomong SMA, kalau SMP tidak lulus. Jadi kami juga akan terus makin memperbaiki/menuju tata kelola terbaik.

Apa yang harus diperbaiki?
Oh, banyak hal yang harus diperbaiki. Basicly kami kan mengikuti governance yang ada di Indonesia. Beberapa best practises (tata kelola yang baik), kami harus ikut juga di tingkat dunia. Bagaimana orang lain mengelolanya. Risk management termasuk hubungan dengan karyawan. Itu sebenarnya never ending journey. Misalnya kami sudah kelas 5 nanti naik ke kelas 6. Kelas 6, kami harus challenge diri kami ke kelas 7. Jadi bukan end of stand. Menurut saya governance itu adalah journey, proses yang terus kami bisa tingkatkan. Karena kami tidak tahu sebenarnya, Adira itu 10 tahun lagi jadi apa, segede apa juga kami belum punya bayangan. Misalnya kalau nasabah 10 juta, berarti tantangan yang kami hadapi sekarang berbeda dengan ke depan.

 Kalau misalnya Bapak kasih input, apa yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan agar mendapat predikat terpercaya atau sangat terpercaya?
Itu adalah hasil, bahwa orang mengakui kami terpercaya, dipercaya. Yang paling penting itu kami menerapkannya di proses sehari-hari sehingga hasilnya kentara. Hasilnya dirasakan oleh pemangku kepentingan. Jadi, bagaimana berinteraksi setiap hari, mengelola perusahaan ini dengan mempertimbangkan kepentingan-kepentingan semua pemangku kepentingan tadi. Itu yang menurut saya jauh lebih penting. Nah kalau hasil akhirnya, kalau kami misalnya kinerjanya baik, reputasinya baik, pasti award datang dengan sendirinya.

Ulasan :
Menurut saya, GCG pada PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk ini sangat bagus. Terbukti karena mereka berada diurutan pertama emiten dengan skor Corporate Governance (CG) tertinggi tahun 2013 berdasarkan ASEAN CG scorecard. Dengan penilaian skor teringgi meliputi hak-hak dari pemegang saham, peran pemangku kepentingan, keterbukaan informasi, transparansi laporan keuangan, dan tanggung jawab dewan direksi dan komisaris.
Juga dari bagaimana cara mereka bekerja dan seperti yang dikutip oleh pak Made, bahwa GCG di PT Adira adalah perjalanan tanpa akhir. Dan saya harap perusahaan yang lain dapat mengikuti jejak adira finance.

Pengertian GCG (Good Corporate Governance)

Tata Kelola Perusahaan (bahasa Inggris: corporate governance) adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tata kelola perusahaan juga mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi. Pemangku kepentingan lainnya termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, bank dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas.
Tata kelola perusahaan adalah suatu subjek yang memiliki banyak aspek. Salah satu topik utama dalam tata kelola perusahaan adalah menyangkut masalah akuntabilitas dan tanggung jawab mandat, khususnya implementasi pedoman dan mekanisme untuk memastikan perilaku yang baik dan melindungi kepentingan pemegang saham. Fokus utama lain adalah efisiensi ekonomi yang menyatakan bahwa sistem tata kelola perusahaan harus ditujukan untuk mengoptimalisasi hasil ekonomi, dengan penekanan kuat pada kesejahteraan para pemegang saham. Ada pula sisi lain yang merupakan subjek dari tata kelola perusahaan, seperti sudut pandang pemangku kepentingan, yang menuntut perhatian dan akuntabilitas lebih terhadap pihak-pihak lain selain pemegang saham, misalnya karyawan atau lingkungan.
Good Corporate Governance pada dasarnya merupakan suatu sistem (input, Proses, output)  dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang kepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan. Good Corporate Gorvernance dimasukkan untuk mengatur hubungan - hubungan ini dan mencegah terjadinya kesalahan kesalahan signifikan dalam strategi perusahaan dan untuk memastikan bahwa kesalahan kesalahan yang terjadi dapat di perbaiki dengan segera. Pengertian ini dikutip dari buku Good Corporate Governance pada badan usaha manufaktur, perbankan dan jasa keuangan lainnya (2008:36)
Rogers W’ O Okot Uma dari common wealt secrtariat london (ndraha 2003:629) mendefinisikan Good Governance sebagai, “compressing the prossesing and structure guides political and sosial economic relationship, with patricular reference to commitment to democratic values, norms and honest business” atau mempersingkat proses struktur yang mengatur hubungan ekonomi, sosial dan politis dengan acuan tertentu untuk memenuhi nilai nilai demokratis, norma norma dan bisnis yang sehat.
Tim GCG BPKP mendefinisikan Good Corporate Governance sebagai suatu komitmen, aturan main serta praktik penyelenggaraan bisnis secara sehat dan beretika.
Dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor: Kep-117/M-Mbu/2002 tentang penerapan praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dijelaskan bahwa, Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka penjang dengan memperhatikan stakeholder lainnya berlandaskan peraturan,perundangan dan etika. Dari pengertian diatas terdapat berapa hal penting yang terkandung dalam Good Corporate Governance, antara lain adalah :
1. Efektivitas yang bersumber dari budaya perusahaan, etika, nilai, sistem, proses bisnis, kebijakan dan struktur organisasi perusahaan yang bertujuan untuk mendukung dan mendorong pengembangan perusahaan, pengelolaan sumber daya dan resiko secara lebih efektif dan efisien, pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang saham dan stakeholder lainnya.
2. Seperangkat prinsip, kebijakan manajemen perusahaan yang diterapkan bagi terwujudnya operasional perusahaan yang efisien, efektif dan profitable dalam menjalakan organisasi dan bisnis perusahaan untuk mencapai sasaran strategis yang memenuhi prinsip prinsip praktek bisnis yang baik dan penerapannya sesuai dengan peraturanyang berlaku, peduli terhadap lingkungan dan dilandasi oleh nilai nilai sosial budaya yang tinggi.
3. Seperangkat peraturan dan sistem yang mengarah kepada pengendalian perusahaan bagi penciptaan pertambahan nilai bagi pihak pemegang kepentingan (pemerintah, pemegang saham, pimpinan perusahaan dan karyawan) dan bagi perusahaan itu sendiri.
Menurut Kartiwa (2004:7.8) terdapat dua prespektif tentang Good Corporate Governance yaitu:
a. Prespektif yang memandang Corporate Governance sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dalam rangka meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas perusahaan
b. 2 Prespektif yang lain Good Corporate Governance menekankan pentingnya pemenuhan tanggung jawab badan usaha sebagai entinitas bisnis dalam masyarakat dan stakeholders.

Perhatian terhadap praktik tata kelola perusahaan di perusahaan modern telah meningkat akhir-akhir ini, terutama sejak keruntuhan perusahaan-perusahaan besar AS seperti Enron Corporation dan Worldcom. Di Indonesia, perhatian pemerintah terhadap masalah ini diwujudkan dengan didirikannya Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) pada akhir tahun 2004.

http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_kelola_perusahaan
http://myblog-heru.blogspot.com/2012/10/pengertian-good-corporate-governance.html

Selasa, 11 November 2014

Perusahaan Yang Tidak Menggunakan CSR

Ribuan Perusahaan Tambang di RI, Hanya 10 Yang Jalankan CSR

Jakarta -Program pemberdayaan dan pemeliharaan lingkungan dan masyarakat sangat penting untuk perusahaan tambang. Namun masih sedikit perusahaan tambang di Indonesia yang sadar dan serius melakukan program tanggung jawab sosial (CSR).

Aktivis dari Lingkar Studi CSR Jalal menjelaskan, dari ribuan perusahaan tambang yang beroperasi di Indonesia, hanya sekitar 10 perusahaan yang secara serius dan berkelanjutan menjalankan program CSR.

"Jumlah perusahaan tambang di Indonesia banyak sekali, mungkin ribuan tetapi yang memiliki kesadaran yang memadai sampai 10, kalau perusahaan tambang yang legal," ungkap Jalal seusai diskusi CSR di JCC, Senayan, Jakarta, Sabtu (14/7/2012).

Menurutnya, perusahaan tambang di Indonesia yang kebanyakan adalah perusahaan kecil dan sedang. Kepedulian mereka akan lingkungan khususnya dalam menjalankan program CSR sangat rendah.

"Sudah sangat jelas, kalau perusahaan kecil dan sedang itu kepedulian lingkungannya sangat rendah karena mereka mau beroperasinya dalam jangka pendek dan ambil sumber daya langsung pergi," sambungnya.

Sementara itu, perusahaan tambang besar yang jumlahnya hanya mencapai puluhan dan tergabung dalam Indonesia Mining Association (IMA) memiliki kesadaran CSR yang tinggi. Jika perusahaan tambang besar melakukan aktivitas yang merugikan lingkungan justru bukan hanya lingkungan sendiri yang terkena dampaknya, tetapi perusahaan itu sendiri juga akan dirugikan.

"Perusahaan-perusahaan yang lebih besar nggak bisa melakukan itu kerena investasi mereka dalam jumlah besar dan dalam jangka panjang. Mereka tidak akan memperoleh dukungan dari masyarakat untuk beroperasi dalam jangka panjang," katanya.

Jalal menilai semua perusahaan tambang, baik kecil hingga besar seharusnya wajib menjalankan program CSR secara serius dan berkelanjutan di lokasi pertambangan. CSR adalah sebuah manajemen pengelolaan dampak dari aktivitas pertambangan, sehingga tidak ada pengecualian skala usahanya.

"Karena CSR management, perusahaan-perusahaan yang lebih kecil kan dampaknya lebih kecil, seharusnya mereka bisa mengelola dampaknya yang kecil," tutup Jalal.

http://finance.detik.com/read/2012/07/14/154959/1965426/4/ribuan-perusahaan-tambang-di-ri-hanya-10-yang-jalankan-csr

Senin, 10 November 2014

Perusahaan yang menerapkan CSR

I. Pendahuluan
CSR merupakan singkatan dari Corporate Social Responsibility yangsecara etimologi dapat diterjemahkan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan.CSR merupakan bentuk perhatian dan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sosial masyarakat. Dengan menerapkan CSR perusahaan bisa mendapatkan image atau citra baik dimata masyarakat, mendapatkan dukungan dan simpatik serta sebagai acuan indikator oleh konsumen dalam keputusan pembelian. Beberapa perusahaan di Indonesia yang telah menerapkan CSR antara lain: PT. Djarum, PT. Unilever, PT. Danone, dll. (Ramadhan, 2012)
PT. Djarum adalah perusahaan rokok yang berpusat di Kudus, Jawa Tengah yang berdiri pada tanggal 25 Agustus 1950. PT. Djarum merupakan salah satu dari tiga perusahaan rokok terbesar di Indonesia selain PT. Gudang Garam dan PT. HM Sampoerna dan merupakan penyumbang Bea Cukai yang cukup besar bagi APBN negara. Sejarah Djarum berawal saat Oei Wie Gwan membeli usaha kecil dalam bidang kretek benama Djarum Gramophon kemudian dia mengubah namanya menjadi Djarum. Setelah kebakaran besar yang hampir memusnahkan perusahaan tahun 1963 Djarum kembali bangkit dan memodernisasikan peralatan di pabriknya. Tahun 1972 Djarum mulai mengekspor produk rokoknya ke luar negeri. (Ramadhan, 2012)
Program CSR yang dilakukan PT. Djarum dinamakan Djarum Foundation dimana dalam Djarum Foundation tersebut terdapat program :
· Bakti Sosial Djarum Foundation
· Bakti Olahraga Djarum Foundation
·  Bakti Lingkungan Djarum Foundation
·  Bakti Pendidikan Djarum Foundation
·  Bakti Seni dan Budaya Djarum Fondation
(anonymous, 2012)

II.      Program CSR PT. Djarum (Djarum Foundation)
a. Bakti Sosial Djarum Foundation
Suatu Kegiatan Bakti Sosial yang bermanfaat untuk masyarakat dan kegiatan  kemanusiaan. Seperti kegiatan Donor darah yang diadakan setiap tiga bulan sekali dan bekerjasama dengan PMI. Selain kegiatan rutin donor darah, PT. Djarum juga memperhatikan kondisi situasional seperti bencana alam. Dalam rangka menyambut dan merayakan Hari Raya Idul Adha. PT. Djarum juga melakukan penyerahan hewan kurban yang dilakukan hampir diseluruh daerah Indonesia. Kegiatan ini rutin diadakan PT. Djarum setiap tahunnya, sebagai bentuk nyata kepedulian perusahaan terhadap kesejahteraan warga disekitar kantor PT. Djarum se-Indonesia. (anonymous, 2012)
b. Bakti Olahraga Djarum Foundation
Perkumpulan Bulutangkis Djarum (PB Djarum) lahir di kota Kudus, Jawa Tengah. PB Djarum terus berusaha membumikan bulutangkis, sebagai olahraga yang dapat membawa nama besar Indonesia di kancah Internasional. Prestasi demi prestasi pun mulai nampak dan mengalir semakin deras. Melalui pembibitan dan pembinaan yang serius, PB Djarum berhasil melahirkan atlet-atlet bulutangkis Indonesia kelas dunia. (anonymous, 2012)
Sebut saja Liem Swie King, Kartono, Christian Hadinata, Hastomo Arbi, Hadiyanto, Heryanto, dan Hadibowo, yang dijuluki “The Magnificent Seven of Djarum” saat merebut Piala Thomas 1984 di era 1970 hingga 1980-an. Kemudian di sektor putri ada Ivana Lie, Kho Mei Hwa dan Ho Djay Ging. PB Djarum secara rutin melakukan seleksi audisi umum satu kali dalam setahun, di setiap musim liburan sekolah anak-anak. Audisi umum ini dilakukan untuk mencari bibit bulutangkis yang berpotensi di usia 10-15 tahun. Pendaftar yang memenuhi persyaratan boleh mengikuti audisi umum tanpa dipungut biaya. (anonymous, 2012)
Untuk mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia, program Bakti Olahraga Djarum Foundation menyelenggarakan kegiatan Djarum Badminton All Stars di daerah yang berbeda setiap kali penyelenggaraan. Kegiatan ini diisi dengan coaching clinic untuk atlet pemula dan pelatih lokal yang memaparkan hal-hal mendasar dalam melatih seorang atlet dan memolesnya untuk menjadi seorang juara serta pertandingan eksebisi yang menampilkan legenda PB Djarum, atlet PB Djarum yang masih aktif dan atlet lokal. (anonymous, nd)
c. Bakti Lingkungan Djarum Foundation
Pada tahun 1979, Djarum telah mengelola usaha pelestarian lingkungan, menciptakan keteduhan, melestarikan ekosistem lokal, mencegah erosi tanah dan untuk membantu resapan air.Ribuan jenis tanaman peneduh telah ditanam, dan usaha tersebut berkembang luas juga menjangkau sebagian besar wilayah pulau Jawa bagian tengah. (anonymous, 2012)
d. Bakti Pendidikan Djarum Foundation
Sejak tahun 1984, Djarum Beasiswa Plus secara konsisten berperan aktif memajukan pendidikan melalui pembudayaan dan pemberdayaan mahasiswa berprestasi tinggi, dalam berbagai pelatihan soft skills untuk membentuk manusia Indonesia yang disiplin, mandiri dan berwawasan luas serta menjadi pemimpin yang ber-intelektual dan cerdas emosional. Para calon penerima Djarum Beasiswa Plus tersebut diseleksi secara ketat dan harus memenuhi persyaratan Intelligence Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ), sehingga mereka memiliki kecerdasan emosional dalam proses meraih prestasi. (anonymous, 2012)
e. Bakti Seni dan Budaya Djarum Fondation
Sejak tahun 1992, melalui program Djarum Apresiasi Budaya, Djarum telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, antara lain Bengkel Teater Rendra, Teater Koma, Putu Wijaya, Teater Mandiri, Butet Kartaredjasa, Teater Gandrik, dan lain-lain. Djarum Bakti Budaya melakukan berbagai usaha untuk memperkenalkan, mengembangkan dan memelihara warisan luhur budaya bangsa, antara lain menggandeng Perkumpulan Rumah Pesona Kain, menyelenggarakan Pesona Batik Kudus. Program untuk meningkatkan apresiasi terhadap seni sastra juga dibangun, antara lain bekerjasama dengan Yayasan Lontar menerbitkan Seri buku Modern Library of Indonesia, yaitu berupa terjemahan karya-karya sastra Indonesia ke dalam bahasa Inggris supaya karya tersebut dapat dibaca dan dikenal oleh masyarakat internasional. Dukungan terhadap perkembangan seni rupa juga semakin digiatkan. Selain mendukung event seni rupa, PT. Djarum juga bekerjasama dengan Rudi Mantofani dalam mewujudkan pendirian Sculpture Super Smash, sebuah karya fenomenal yang dibangun di depan GOR Bulutangkis Djarum, Jati, Kudus. (anonymous, 2012)

III.      Kondisi Pasang-Surut Bulutangkis Indonesia
Bermula pada tahun 1969, didorong rasa cinta CEO PT. Djarum, Budi Hartono beserta karyawannya pada dunia bulutangkis, maka dijadikanlah tempat melinting rokok sebagai sebuah tempat dimana para karyawan Djarum dapat berlatih dan bermain bulutangkis. Lama kelamaan tempat tersebut tidak hanya digunakan oleh karyawan PT. Djarum saja tetapi juga digunakan oleh masyarakat sekitar untuk tujuan yang sama. PB Djarum telah banyak melahirkan atlet-atlet Indonesia kelas dunia seperti : Liem Swie King, Hastomo Arbi, Hadiyanto, Kartono, Christian Hadinata, Hadibowo dan lain-lain. (anonymous, nd)
Olahraga bulutangkis di Indonesia mengalami pasang surut, jika dibandingkan dengan zamannya Susi Susanti, Alan Budi Kusuma, Liem Swie King, Mia Audina, dan lain-lain Indonesia hampir selalu memenangkan gelar juara atau mendapatkanmedali emas di kejuaraan apapun. Setelah generasi ini gantung raket, prestasi Indonesia di cabang olahraga ini langsung menurun. Para junior yang seharusnya menggantikan senior ternyata belum siap ditinggalkan oleh senior.Ada masyarakat yang mulai pesimis dengan bulutangkis Indonesia dan ada juga yang masih menaruh harapan bahwa bulutangkis Indonesia bisa bangkit kembali.Selama periode kegelapan ini hanya satu yang tampak sinar terang yaitu Taufik Hidayat. (anonymous, 2010)
Seperti yang di kemukakan oleh Christian Hadinata, "paling baik memang harus mengedepankan para junior dan pelapis supaya mereka cepat matang.  Tetapi masyarakat siap tidak siap dengan fakta bahwa Indonesia akan harus melewati periode vakum gelar  ?" dari saya pribadi, saya setuju pendapat diatas. Bukankah sukses dimulai dari langkah awal yang terkadang tidak mulus, terjatuh-jatuh, tetapi terus bertekad untuk maju.  Yang dulunya junior yang sering dipandang sebelah mata dan di remeh-remehkan, bahkan oleh masyarakat Indonesia sendiri sekarang telah bermetamorfosis menjadi pemain papan atas dunia. (anonymous, 2010)
Di ganda putra dan campuran, regenerasi mulai tampak. Banyak pasangan-pasangan muda yang cukup menjanjikan. Indonesia punya Angga Pratama/Rian Agung Saputro, Arya Adiatama/Edi Subaktiar, Marcus Fernaldi Gideon/Agripina Prima Rahmanto Pamungkas serta Muhamad Rijal/Debby Susanto. Regenerasi yang 'mati suri' terjadi di tunggal putri. Tak ada lagi prestasi yang diberikan usai era Susi Susanti dan Mia Audina.
(Putri, 2012)

IV.      Potensi dan Prestasi Atlet Bulutangkis Indonesia
Sukses dimulai dari langkah awal yang terkadang tidak mulus, sering terjatuh, tetapi harus bertekad maju. Saat ini sudah semakin banyak atlet bulutangkis Indonesia yang berprestasi dan termasuk dalam 10 besar peringkat dunia dan disegani oleh pemain papan atas dari berbagai negara. Sebut saja pasangan Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad, 
Sony
 Dwi Kuncoro, Simon Santoso, Adrianti Firdasari, Markis Kido, Hendra Setiawan, Muhammad Ahsan, Meliana Jauhari,Greysia Polli, Nitya Krishinda, Tommi Sugiaro, dan lain-lain. Kekuatan Indonesia kini sudah hampir merata. Atlet-atlet bulutangkis Indonesia berhasil membawa nama baik Negara Indonesia di dunia internasional. (anonymous, 2010)
Dalam beberapa tahun terakhir, prestasi Indonesia di olahraga bulutangkis sangat memprihatinkan. Putra-putri kebanggaan tanah air seakan kesulitan meraih prestasi di ajang internasional.Prestasi Indonesia di olahraga ini berbanding terbalik dengan Cina.Negeri Tirai Bambu itu hampir selalu menguasai di semua turnamen internasional. (anonymous, 2010)
Di tahun ini, Indonesia gagal mempertahankan tradisi meraih medali di ajang Olimpiade. Padahal, Indonesia selalu sukses menyumbang medali sejak Olimpiade Barcelona 1992. Kala itu, medali emas disumbangkan Susi Susanti dan Alan Budikusuma. Sekian lama Indonesia bisa berbangga hati karena bulutangkis selalu menyumbang medali di Olimpiade. Namun, seperti sudah diprediksi sebelumnya, Merah Putih gagal berkibar di Olimpiade London 2012. (Surya, 2013)
Prestasi Indonesia di dunia olahraga bulutangkis sangat berlimpah. Prestasi yang diraih tiga tahun belakangan ini adalah seperti Juara All England 2012, pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir yang juga juara Swiss Open, India Open, Sea Games 2011. Juara Indonesia Open Premier Super Series dirah oleh Simon Santoso. Juara Taipei Open 2012 Grand Prix Gold diraih oleh pasangan ganda campuran Mhammad Rijal dan Debby Susanto, Ganda Putri oleh 
Pia
 Zebadiah Bernadeth dan Riski Amelia Pradipta.(Putri, 2012)
Untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi bulutangkis Indonesia diperlukan manajemen yang baik untuk para atlet. Juga menjadikan bulutangkis sebagai olahraga ekstrakulikuler di setiap sekolah, pembibitan pemain sejak dini dan pembangunan gedung olahraga serta lapangan bulutangkis untuk menambah minat dan bakat anak anak. Dan itulah yang CSR yang telah diterapkan PT. Djarum agar bulutangkis Indonesia semakin menjadi lebih baik dan lebihberprestasi dikancah internasional. CSR yang diterapkan oleh PT. Djarum ini sangat berpengaruh besar karena telah melahirkan atlet-atlet yang mengharumkan nama ibu pertiwi. Juga membangun gedung-gedung olahraga untuk latihan bulutangkis serta bantuan dana dan beaiswa dibidang olahraga, seni dan budaya. 
V. Kesimpulan
       Tanggung Jawab Sosial yang diberikan PT.Djarum tidak hanya pada karyawannya tetapi juga pada masyarakat umum. Untuk melaksanakan tanggung jawab ini PT.Djarum melakukan Coorporate Social Responsibility(CSR), yang sangat jelas, yaitu : PT. Djarum memberikan dana 30 Milliar untukpembangunan lapangan bulutangkis, GOR PT. Djarum Bakti Bangsa, yang digunakan untuk merekrut para pemain bulutangkis yang handal berkelas dunia. (Asih, 2012)

       CSR merupakan program yang dilakukan perusahaan sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat. Juga untukmendapatkan image atau citra baik dimata masyarakat, mendapatkan dukungan dan simpatik. Selain menyumbang pendapatan bagi negara PT. Djarum juga menyumbang berbagai kegiatan sosial yang membantu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dengan adanya pemberian beasiswa dibidang olahraga, seni dan budaya. PT. Djarum juga melakukan aksi penghijauan sebagai tindak pencegahan Global Warming. Semua hal ini dapat memberikan dampak positif bagi perusahaaan, masyarakat dan lingkungan.

http://generasimt.blogspot.com/2013/06/pengaruh-csr-corporate-social.html