BAB 6
SIKAP, MOTIVASI DAN KONSEP DIRI
Keputusan
membeli atau tidak membeli merupakan konsekuensi dari sikap seseorang. Meskipun
dapat di pengaruhi oleh factor lingkungan, sikap merupakan penilaian yang
sangat subyektif. Sikap seseorang akan membentuk pola perilaku (menerima atau
menolak) yang sering kali sulit untuk di rubah. Meskipun demikian, pemasar
perlu melakukan usaha membentuk sikap konsumen agar tidak menolak produk maupun
perusahaan. Penelitian dengan pengukuran indeks sikap merupakan langkah untuk
memahami sikap masyarakat. Sikap adalah penilaian relative seseorang suatu
objek atau pemikiran tertentu secara konsisten.
Dalam
factor personal terdapat motivasi yaitu dorongan internal untuk melakukan
tindakan sesuatu sebagai usaha pemenuhan kebutuhan. Memahami motivasi seseorang
tidaklah mudah. Karena keadaan itu merupakan situasi yang sifatnya sangat
pribadi. Di samping itu, terlalu banyak variable yang mempengaruhinya. Banyak
teori di kembangkan untuk menjelaskan motivasi. Teori motivasi paling di kenal
adalah teori kognitif tentang kebutuhan manusia dari Abraham H. Maslow (1973)
dan Herzberg. Menumbuhkan kepercayaan seseorang berarti juga membentuk
sikapnya. Tingkatan kepercayaan seseorang menentukan citra terhadap suatu objek
sebagai dasar sikap untuk melakukan suatu tindakan. Kepercayaan konsumen
terhadap suatu produk bahwa produk tersebut memiliki atribut adalah akibat dari
pengetahuan konsumen. Menurut Mowen dan Minor kepercayaan konsumen adalah
pengetahuan konsmen mengenai suatu objek, atributnya, manfaatnya. Pengetahuan
tersebut berguna dalam mengkomunikasikan suatu produk dan atributnya kepada
konsumen. Sikap menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut
tersebut. Berikut adalah beberapa karakteristik sikap antara lain :
1. Sikap positif, negatif, netral
2. Keyakinan sikap
3. Sikap memiliki objek
4. Konsistensi sikap
5. Resistensi sikap
Empat
fungsi sikap yang bisa digunakan oleh pemasar sebagai metode untuk mengubah
sikap konsumen terhadap produk dan atributnya menurut Daniel Katz antara lain :
·
Fungsi
utilitarian
·
Fungsi
mempertahankan ego
·
Fungsi
ekspresi nilai
·
Fungsi
pengetahuan
Pengukuran sikap yang paling populer
digunakan oleh para peneliti konsumen adalah model multi atribut yang terdiri
dari tiga model : the attittude toward-object
model, the attittude toward-behavior
model, dan the theory of
reasoned-action model. Model ini menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap
suatu objek sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang
dievaluasi. Model ini menekankan tingkat kepentingan yang diberikan kosumen
kepada suatu atribut sebuah produk. Model sikap lainnya yang juga sering
digunakan adalah model sikap angka ideal. model ini memberikan informasi
mengenai sikap konsumen terhadap merek suatu produk sekaligus memberikan
informasi mengenai merek ideal yang dirasa suatu produk. Perbedaannya dengan
model multi atribut adalah terletak pada pengukuran sikap menurut konsumen.
Pengertian Sikap, Motivasi, dan Konsep Diri
Ø Sikap
Kata
sikap (attitude), berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu “Manner of
placing or holding the body, and Way of feeling, thinking or behaving”. Sikap
adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran,
dan perilaku. Berikut ini adalah pengertian sikap dari beberapa para ahli yaitu
: Menurut Thomas (1918) dan Znanieck (1974), sikap adalah kondisi mental yang
kompleks yang melibatkan keyakinan dan perasaan, serta disposisi untuk
bertindak dengan cara tertentu. Konsep sikap sebenarnya pertama kali diangkat
ke dalam bahasan ilmu sosial pertama kali oleh Thomas, sosiolog yang banyak
menelaah kehidupan dan perubahan sosial, yang menulis buku Polish Peasant in
Europe and America: Monograph of an Immigrant Group yang merupakan hasil riset
yang dilakukannya bersama Znanieck. Dalam buku tersebut, Thomas dan Znaniecki
membahas informasi sosiologi dari kedua sudut individualistik dan
subjektivistik. Menurut pandangan mereka dua hal yang harus diperhitungkan pada
saat membahas kehidupan dan perubahan sosial adalah sikap individu dan budaya
objektif (objective cultural).
Ø Motivasi
Kata motivasi berasal dari Bahasa Inggris adalah
“Motivation”. Perkataan asalnya ialah “Motive” yang juga telah dipinjam oleh
Bahasa Melayu atau Bahasa Malaysia kepada “Motif” yang artinya tujuan. Jadi,
motivasi adalah sesuatu yang menggerakan atau mengarahkan tujuan seseorang
dalam tindakan-tindakannya secara negatif atau positif untuk mencapai
tujuannya. Selain itu, ada tiga elemen utama dalam motivasi antara lain :
intensitas, arah, dan ketekunan. Pengertian motivasi menurut beberapa ahli :
Menurut Cropley (1985), Motivasi dapat dijelaskan sebagai “tujuan yang ingin
dicapai melalui perilaku tertentu”. Menurut Wlodkowski (1985) menjelaskan,
motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku
tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku
tersebut. Pengertian ini jelas bernafaskan behaviorisme (teori belajar dan
percaya bahwa semua perilaku yang diperoleh sebagai hasil dari pengkondisian).
Ø Konsep Diri
Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam
setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Pengertian konsep diri menurut
beberapa ahli : Menurut Stuart dan Sudeen (1998), konsep diri adalah semua ide,
pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan
mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Hal ini temasuk
persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan
lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan
serta keinginannya. Menurut Beck, Willian dan Rawlin (1986) menyatakan bahwa,
konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal,
emosional intelektual, sosial dan spiritual.
Komponen Sikap dan Sifat Sikap
Komponen Sikap dan Sifat Sikap
v Sikap
Komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude) yaitu :
a. Kognitif (cognitive)
a. Kognitif (cognitive)
Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang
benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan
menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu
b. Afektif (affective)
Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek
sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek
tertentu.
c. Konatif (conative)
Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan
bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri
seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi.
Sikap memiliki beberapa karakteristik, antara lain :
arah, intensitas, keluasan, konsistensi dan spontanitas (Assael, 1984 dan
Hawkins dkk, 1986). Karakteristik dan arah menunjukkan bahwa sikap dapat
mengarah pada persetujuan atau tidaknya individu, mendukung atau menolak
terhadap objek sikap. Karakteristik intensitas menunjukkan bahwa sikap memiliki
derajat kekuatan yang pada setiap individu bisa berbeda tingkatannya.
Karakteristik keluasan sikap menunjuk pada cakupan luas mana kesiapan individu
dalam merespon atau menyatakan sikapnya secara spontan. Dari definisi yang
dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan
potensial untuk bereaksi yang merupakan hasil interaksi antara komponen
kognitif, afektif dan konatif yang saling bereaksi di dalam memahami, merasakan
dan berperilaku terhadap suatu objek.
Pada
dasarnya, usaha memahami perilaku konsumen perusahaan yang merupakan kunci
sukses pemasaran, tidak sesederhana memahami tiga unsur pokok di atas. Ketiga
unsur tersebut merupakan suatu simplifikasi yang komplek dari konsumen. Karena
untuk mengetahui kebutuhan dan kemauan untuk membelanjakan uang dari konsumen,
perusahaan harus meneliti jumlah produk, kapan, dengan siapa, dan bagaimana
produk tersebut dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen. Selain itu perusahaan
harus meneliti kegiatan konsumen yang tidak kasat mata seperti nilai,
keinginan, persepsi, bagaimana mereka memproses informasi dan mengevaluasi
alternative produk, sampai pada bagaimana perasaan konsumen dalam memiliki
proses pengambilan keputusan pembelian, konsumen dipengaruhi oleh banyak faktor
baik yang berasal dari dalam dirinya seperti persepsi, motivasi, emosi, dan
kepribadian, maupun yang berasal dari luar dirinya seperti, budaya, nilai,
status social, kelompok, rumah tangga, dan kegiatan pemasaran. Faktor internal
dan eksternal tersebut mempengaruhi sikap dan gaya hidup konsumen yang pada
akhirnya mempengaruhi kebutuhan sehari-harinya. Untuk mencapai pemahaman
perilaku konsumen yang begitu komplek tersebut harus dilakukan melalui suatu
penelitian pemasaran. Dengan penelitian tersebut perusahaan akan memperoleh
gambaran tentang : sikap konsumen yang sebenarnya dari produk yang dipasarkan;
bagaimana
persepsi konsumen atas penampilan produk perusahaan baik dalam kaitannya
dengan keinginan konsumen sendiri maupun dalam kaitannya dengan produk pesaing.
Gambaran yang diperoleh dari penelitian tersebut, merupakan modal dasar
perusahaan untuk menetapkan kebijakan pemasaran yang akan dijalankan seperti
penempatan produk di pasar (product positioning), segmentasi
pasar, pengembangan produk atau pasar baru, dan kebijakan bauran pemasaran
serta kebijakan untuk go international.
Beberapa pemasar membedakan antara pemasaran yang
cepat tanggap dengan pemasaran yang kreatif. Pemasar yang cepat tanggap
menemukan suatu kebutuhan yang diutarakan dan mengisinya. Pemasar yang kreatif
menemukan dan menghasilkan solusi yang tidak diminta pelanggan namun di sambut
hangat. Mengapa sangat penting untuk memuaskan pelanggan sasaran? Karena
penjualan perusahaan setiap periode berasal dari dua kelompok yaitu pelanggan
baru dan pelanggan setia. Forum Company memperkirakan bahwa pelanggan baru yang
tertarik dapat menimbulkan biaya lima kali lipat dari biaya menyenangkan
pelanggan yang ada. Dan biaya kehilangan pelanggan mungkin enam belas kali
lipat biaya menarik pelanggan baru ketingkat laba yang sama. Karena itu,
mempertahankan pelanggan lebih penting daripada menarik pelanggan. Kunci untuk
mempertahankan pelanggan adalah kepuasan pelanggan.
Pelanggan yang sangat puas mampu menjadikan konsumen
lebih setia, membeli lebih banyak jika perusahaan memperkenalkan produk baru
dan menyempurnakan produk yang ada, memberikan komentar yang menguntungkan
tentang perusahaan dan produknya, kurang memberikan perhatian pada merek dan
iklan pesaing serta kurang sensitif terhadap harga, Memberikan gagasan
produk/jasa pada perusahaan, dan membutuhkan biaya pelayanan yang lebih kecil
daripada pelanggan baru karena transaksi menjadi rutin.
BAB 7
Kepribadian, Nilai dan Gaya Hidup
A. KEPRIBADIAN
Kepribadian
merupakan ciri watak seorang individu yang konsisten yang mendasari perilaku individu.
Kepribadian sendiri meliputi kebiasaan, sikap, dan sifat lain yang kas dimiliki
seseorang. Tapi kepribadian berkembang jika adanya hubungan dengan orang lain.
Dasar pokok dari perilaku seseorang adalah faktor biologis dan psikologisnya.
Kepribadian sendiri memiliki banyak segi dan salah satunya adalah self atau
diri pribadi atau citra pribadi. Mungkin saja konsep diri aktual individu
tersebut (bagaimana dia memandang dirinya) berbeda dengan konsep diri idealnya
(bagaimana ia ingin memandang dirinya) dan konsep diri orang lain (bagaimana
dia mengganggap orang lain memandang dirinya). Keputusan membeli dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan,
situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
B. NILAI
Nilai (value)
merupakan kata sifat yang selalu terkait dengan benda, barang, orang atau
hal-hal tertentu yang menyertai kata tersebut. Nilai adalah sebuah konsep yang
abstrak yang hanya bisa dipahami jika dikaitkan dengan benda, barang, orang
atau hal-hal tertentu. Pengkaitan nilai dengan hal-hal tertentu itulah yang
menjadikan benda, barang atau hal-hal tertentu dianggap memiliki makna atau
manfaat. Benda purbakala dianggap bernilai karena berguna bagi generasi penerus
untuk mengetahui sejarah masa lampau kita. Video tape recorder, meski secara
teknis kondisinya masih baik, dianggap manfaatnya sudah hilang karena sudah
susah mengoperasikannya mengingat kaset yang seharusnya menjadi komplemen video
tape tersebut tetidak bisa lagi diperoleh di pasaran, semuanya tergantikan oleh
VCD. Dengan demikian yang dimaksudkan dengan nilai adalah prinsip, tujuan, atau
standar sosial yang dipertahankan oleh seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat) karena secara intrinsik mengandung makna.
C. GAYA HIDUP
Plummer (1983) gaya
hidup adalah cara hidup individu yang di identifikasikan oleh bagaimana orang
menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam
hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya.
Adler (dalam Hall & Lindzey, 1985) menyatakan bahwa gaya hidup adalah hal
yang paling berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang dalam hubungannya
dengan 3 hal utama dalam kehidupan yaitu pekerjaan, persahabatan, dan cinta
sedangkan Sarwono (1989) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
gaya hidup adalah konsep diri. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri
seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya (Kottler dalam Sakinah,2002).
Menurut Susanto (dalam Nugrahani,2003) gaya hidup adalah perpaduan antara
kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak
berdasarkan pada norma yang berlaku. Oleh karena itu banyak diketahui macam
gaya hidup yang berkembang di masyarakat sekarang misalnya gaya hidup hedonis,
gaya hidup metropolis, gaya hidup global dan lain sebagainya.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya hidup
Menurut pendapat
Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang dapat dilihat dari
perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk
mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya
proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.Lebih
lanjut Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar
(eksternal). Faktor internal yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan,
kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi (Nugraheni, 2003) dengan
penjelasannya sebagai berikut :
a. Sikap
Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan
keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek
yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada
perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan,
kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
b. Pengalaman dan Pengamatan
Pengalaman dapat mempengaruhi
pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua
tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat
memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk
pandangan terhadap suatu objek.
c. Kepribadian
Kepribadian adalah konfigurasi
karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku
dari setiap individu.
d. Konsep diri
Faktor lain yang menentukan
kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan
yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen
dengan image merek. Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi
minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan
menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, karena
konsep diri merupakan frame of reference yang menjadi awal perilaku.
e. Motif
Perilaku individu muncul karena
adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise
merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap
kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung
mengarah kepada gaya hidup hedonis.
f. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana
seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk
suatu gambar yang berarti mengenai dunia.
Adapun
faktor eksternal dijelaskan oleh Nugraheni (2003) sebagai berikut :
a. Kelompok referensi
Kelompok referensi adalah kelompok
yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan
perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh langsung adalah kelompok
dimana individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan
kelompok yang memberi pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu
tidak menjadi anggota didalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan
menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.
b. Keluarga
Keluarga memegang peranan terbesar
dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu.Hal ini karena pola
asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung
mempengaruhi pola hidupnya.
c. Kelas sosial
Kelas sosial adalah sebuah kelompok
yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun
dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki
nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem
sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan.
Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise
hak-haknya serta kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh
seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan
merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak
dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan.
d. Kebudayaan
Kebudayaan yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku
yang normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup berasal dari dalam
(internal) dan dari luar (eksternal). Faktor internal meliputi sikap,
pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif , dan persepsi.
Adapun faktor eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, kelas sosial,
dan kebudayaan. Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan
pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah
pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan
opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang
berinteraksi dengan lingkungannya. Pemasar mencari hubungan antara produknya
dengan kelompok gaya hidup konsumen. Contohnya, perusahaan penghasil komputer
mungkin menemukan bahwa sebagian besar pembeli komputer berorientasi pada
pencapaian prestasi. Dengan demikian, pemasar dapat dengan lebih jelas
mengarahkan mereknya ke gaya hidup orang yang berprestasi.
Terutama bagaimana dia ingin
dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan
bagaimana ia membentuk image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial
yang disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol
status tertentu, yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya.
Fenomena ini pokok pangkalnya adalah
stratifikasi sosial, sebuah struktur sosial yang terdiri lapisan-lapisan :
- dari lapisan teratas sampai lapisan terbawah.
- dalam struktur masyarakat modern,
- status sosial haruslah diperjuangkan (achieved)
- dan bukannya karena diberi atau berdasarkan garis keturunan (ascribed).
Selayaknya status sosial merupakan
penghargaan masyarakat atas prestasi yang dicapai oleh seseorang. Jika
seseorang telah mencapai suatu prestasi tertentu, ia layak di tempatkan pada
lapisan tertentu dalam masyarakatnya. Semua orang diharapkan mempunyai
kesempatan yang sama untuk meraih prestasi, dan melahirkan kompetisi untuk
meraihnya.
Jadi
pada kesimpulannya, gaya hidup adalah suatu pola atau cara individu mengekspresikan
atau mengaktualisasikan, cita-cita, kebiasaan / hobby, opini, dsb dengan lingkungannya
melalui cara yang unik, yang menyimbolkan status dan peranan individu bagi linkungannya.
Gaya hidup dapat dijadikan jendela dari kepribadian masing-masing invidu. Setiap
individu berhak dan bebas memilih gaya hidup mana yang dijalaninya, baik itu
gaya hidup mewah (glamour), gaya hidup hedonis, gaya hidup punk, gaya hidup
sehat, gaya hidup sederhana, dsb.
Gaya
hidup mewah memang sudah menjadi bagian hidup manusia. Sebagai makhluk
sosial,manusia membutuhkan interaksi dengan banyak hal. Manusia memerlukan
pemenuhan kebutuhannya yang mencakup sandang,pangan, dan papan. Ketiga hal ini
sangat penting dalam kehidupan manusia. Manusia bergantung pada
makanan,pakaian, dan tempet tinggal. Kebutuhan akan ketiga hal tersebut
menjadikan sebagian orang memberlakukan gaya hidup mewah. Manusia memiliki
nafsu yang berujung pada masalah selera dan gengsi,termasuk gaya hidup mewah.
BAB 8
Mempengaruhi Sikap dan Perilaku
DEFINISI
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan
potensial untuk bereaksi yang merupakan hasil interaksi antara komponen
kognitif, afektif dan konatif yang saling bereaksi didalam memahami, merasakan
dan berperilaku terhadap suatu objek.
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi
individu yang terwujud di gerakan (sikap); tidak saja badan atau ucapan.
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
SIKAP DAN PERILAKU
1.
Faktor Personal
adalah faktor-faktor yang datang
dari dalam diri individu
·
Faktor
Biologis
Struktur biologis manusia genetika,
sistem syaraf dan sistem hormonal sangat mempengaruhi perilaku manusia.
Pengaruh biologis terhadap perilaku manusia ditandai dua hal :
ü Instink (naluri)
ü Motif biologis
·
Faktor
Sosiopsikologi
Sebagai makhluk sosial, manusia
mendapatkan beberapa karakter tertentu akibat proses soaialnya. Karakter itu
dapat dikategorikan dalam 3 komponen:
v Komponen Afektif
Merupakan aspek emosional meliputi :
o
Motif Sosiogenis (motif sekunder) –
motif biologis yang utama (primer)
o
Sikap
o
emosi
v Komponen Kognitif
Berkaitan dengan apa yang diketahui
manusia (aspek intelektual)
v Komponen Konatif
Berkaitan dengan kebiasaan kemauan
ber-tindak (aspek volisional)
2.
Faktor-Faktor Situasional
Kaum Behavioral percaya sekali
lingkungan sangat berpengaruh terhadap bentuk perilaku seseorang. Faktor
lingkungan (faktor situasional) dapat berupa :
a.
Faktor ekologis
b.
Faktor rancangan dan arsitektural
c.
Faktor temporal
d.
Suasana perilaku
e.
Teknologi
f.
Faktor-faktor sosial
g.
Lingkungan psikososial
h.
Stimuli yang mendorong dan
memperteguh perilaku
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBENTUKAN SIKAP
1.
Pengalaman Pribadi
2.
Kebudayaan
3.
Orang lain yang dianggap penting
4.
Media massa
5.
Institusi pendidikan dan agama
6.
Faktor emosi dalam diri
BAB 9
Pengaruh Kebudayaan Terhadap Pembelian dan Konsumsi
A.
Budaya
Budaya nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, aturan-aturan dan
norma-norma yang melingkupi suatu kelompok masyarakat akan mempengaruhi sikap
dan tindakan individu dalam masyarakat tersebut.sikap dan tndakan individu
dalam suatu masyarakat dalam beberapa hal yang berkaitan dengan nilai,
keyakinan aturan dan norma akan menimbulkan sikap dan tindakan yang cenderung
homogen. Artinya, jika setiap indvidu mengacu pada nilai, keyakinan, aturan dan
norma kelompok, maka sikap dan prilaku mereka akan cenderung seragam. Misalnya
dalam suatu masyarakat adaaturan mengenai bagaimana melakukan pernikahan
sehingga laki-laki dan perempuan dapat dipisahkan sebagai suami istri. Ketika
anggota mayarakat akan menikah, maka proses yang dilalui oleh anggota
masyarakat itu akan cenderung sama dengan anggota masyarakatyang lainnya.
Menurut” Wallendorf & Reilly dalam Mowen :1995”. Budaya adalah seperangkat pola perilaku yang secara sosial dialirkan secara simbolis melalui bahasa dan cara-cara lain pada anngota dari masyarakat tertentu.
Definisi di atas menunjukkan bahwa budaya merupakan cara menjalani hidup dari suatu masyarakat yang di transmisikan pada anggota masyarakat dari generasi ke generasi berikutnya.
Menurut” Wallendorf & Reilly dalam Mowen :1995”. Budaya adalah seperangkat pola perilaku yang secara sosial dialirkan secara simbolis melalui bahasa dan cara-cara lain pada anngota dari masyarakat tertentu.
Definisi di atas menunjukkan bahwa budaya merupakan cara menjalani hidup dari suatu masyarakat yang di transmisikan pada anggota masyarakat dari generasi ke generasi berikutnya.
B.
Kelas sosial dan perilaku pembelian
Dalam berperilaku, status sosial konsumen turut memainkan
pengaruh. Tndakan apa yang seharusnya dilakukan konsumen sangat ditentukan oleh
status sosialnya. Berikut gambaran perbedaan peran yang dimainkan oleh konsumen
dengan status sosial tinggi dan status sosial rendah.
1.
Kebiasaan
belanja
Kelas atas
:
a. as a
plesure
b. mengunjungi toko yang memiliki image”high-fashion”
c. Lebih banyak mencari informasi dari media masa
d. Harga buku indikator kualitas 1.
b. mengunjungi toko yang memiliki image”high-fashion”
c. Lebih banyak mencari informasi dari media masa
d. Harga buku indikator kualitas 1.
Kelas
bawah :
a.
Menyenangi barang masal dan diskon.
b. Memiliki informasi produk yang minim, bertindak berdasar display di toko dan info wiraniaga, suka membeli produk”on sale”.
b. Memiliki informasi produk yang minim, bertindak berdasar display di toko dan info wiraniaga, suka membeli produk”on sale”.
2. Aktivitas
waktu luang
Kelas atas
:
a. Seperti: tennis, golf, menghadiri kegiatan sosial, membaca, mengikuti kegiatan sosial.
b. Lebih banyak membaca surat kabar, untuk acara TV menyukai olahraga dan drama terbaru. 2.
Kelas bawah :
a. Seperti: tennis, golf, menghadiri kegiatan sosial, membaca, mengikuti kegiatan sosial.
b. Lebih banyak membaca surat kabar, untuk acara TV menyukai olahraga dan drama terbaru. 2.
Kelas bawah :
a. Lebih
anyak melihat TV, memancing, sepak bola, angkat berat, dan dirumah.
b. Tidak banyak baca surat kabar, suka melihat opera sbun, quiz, dan komedi situasi.
b. Tidak banyak baca surat kabar, suka melihat opera sbun, quiz, dan komedi situasi.
3.
Kepribadian
Kelas atas
:
a. Punya
keyakinan diri, berani mengambil resiko, memiliki pandangan yang luas.
b. Kepemilikan melambangkan “motivasi pribadi pemilik” 3.
Kelas bawah :
b. Kepemilikan melambangkan “motivasi pribadi pemilik” 3.
Kelas bawah :
a.
Berfokus pada masa kini, dan masa lalu, pandangan yang terbatas, berorientasi
pada diri dan keluarga.
b. Kepemilikan merupakan “nasib baik”.
b. Kepemilikan merupakan “nasib baik”.
C. Pasar Konsumen dan
Tingkah Laku Konsumen dalam Membeli
Pasar konsumen
Semua
individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang dan jasa untuk
konsumsi pribadi memiliki tingkah laku sebagai pembeli (konsumen): Perilaku
membeli konsumen akhir (individu dan rumah tangga) yang membeli barang serta
jasa untuk konsumsi pribadi. Model Tingkah Laku Membeli:
1. Karakteristik yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen
2. Perangsang
3. Penjualan
4. Produk
5. Harga
6. Tempat
7. Promosi
8. Perangsang dan lain-lain.
1. Karakteristik yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen
2. Perangsang
3. Penjualan
4. Produk
5. Harga
6. Tempat
7. Promosi
8. Perangsang dan lain-lain.
BAB 10
Definisi Kelas Sosial
Berdasarkan karakteristik Stratifikasi sosial,
dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat.
Istilah kelas memang tidak selalu memiliki arti yang sama, walaupun pada
hakekatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam masyarakat. Pengertian
kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan
masyarakat tersebut.
Kelas Sosial atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi.Jadi, definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial ialah:Sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
Status Sosial
Kelas Sosial atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi.Jadi, definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial ialah:Sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
Status Sosial
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam
penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat
dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang
anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah.
Contoh :Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
Pengaruh Kelas Sosial dan Status Terhadap Pembelian dan Konsumsi
Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para
pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk
ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih
tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena
mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih
rendah”.
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial.
Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial.
Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para individu sering
menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas
sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol
keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan
dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah. Kelas
sosial merupakan bentuk segmentasi yang hierarkis dan alamiah, dikarenakan
aspek hierarkis kelas sosial begitu penting bagi pemasar dan produsen untuk
menentukan konsumen mana yang akan dituju dari produk yang telah diciptakan,
apa untuk status yang lebih tinggi atau status yang lebih rendah. Memang disini
begitu terlihat begitu ada ketidakadilan dan jarak terhadap konsumen, namun itu
semua merupakan segmentasi yang alamiah karena semua sudah terjadi dan tercipta
dengan sendirinya. Adapun yang merupakan ukuran kelas sosial dari konsumen
yang dapat diterima secara luas dan mungkin merupakan ukuran kelas sosial
terbaik terlihat dari pekerjaan, pendidikan dan penghasilan Mesir Kuno.
Gaya hidup dari lapisan atas akan berbeda dengan
gaya hidup lapisan menengah dan bawah. Demikian juga halnya dengan perilaku
masing-masing anggotanya dapat dibedakan sehingga kita mengetahui dari kalangan
kelas social mana seseorang berasal.
Eklusivitas yang ada sering membatasi pergaulan diantara kelas social tertentu, mereka enggan bergaul dengan kelas social dibawahnya atau membatasi diri hanya bergaul dengan kelas yang sama dengan kelas mereka.
Eklusivitas yang ada sering membatasi pergaulan diantara kelas social tertentu, mereka enggan bergaul dengan kelas social dibawahnya atau membatasi diri hanya bergaul dengan kelas yang sama dengan kelas mereka.
Pola perilaku kelas sosial atas dianggap lebih
berbudaya dibandingkan dengan kelas social di bawahnya. Sebaliknya kelas social
bawah akan memandang mereka sebagai orang boros dan konsumtif dan menganggap
apa yang mereka lakukan kurang manusiawi dan tidak memiliki kesadaran dan
solidaritas terhadap mereka yang menderita. Pemujaan terhadap kelas sosialnya
masing-masing adalah wujud dari etnosentrisme.
Peranan dan StatusSepanjang kehidupan, seseorang akan terlibat dalam beberapa kelompok baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya : keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat diartikan sebagai Peranan dan Status.
a.
Faktor
Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya,
termasuk usia dan daur hidupnya, pekerjaannya, kondisi ekonomi, gaya hidup,
kepribadian dan konsep diri.
b.
Faktor
Psikologis
Pilihan seseorang membeli juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis
utama, yaitu : motivasi, persepsi belajar, kepercayaan dan sikap. Motivasi
seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan
kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan
keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial
(perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya
kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan
mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan
diri).Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial mencakup dalam berbagai kategori berikut:
1. Ukuran Subyektif
Dalam pendekatan subyektif untuk menguukur kelas sosial, para individu diminta untuk menaksir kedudukan kelas sosial mereka masing-masing. Klasifikasi keanggotaan kelas sosial yang dihasilkan didasarkan pada persepsi partisipan terhadap dirinya.
2. Ukuran Reputasi
Pendekatan reputasi untuk mengukur kelas sosial memerlukan informan mengnai masyarakat yang dipilih untuk membuat pertimbangan awal mengenai keanggotaan kelas sosial orang lain dalam masyarakat.
3. Ukuran Obyektif
Berbeda dari metode subjektif dan reputasi, yang mengharuskan orang memimpikan kedudukan kelas mereka sendiri atau kedudukan para anggotanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar